Tuesday, December 4, 2007

Palestina, Permasalahan yang Tidak Akan Pernah Mati


Oleh : DR. Muhammad Mahdi Akif


Segala puji hanya miliki Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah SAW dan orang-orang yang mendukungnya…


Permasalahan Palestina dalam sejarahnya yang panjang hingga saat ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan dalam pandangan musuh - Arab dan kaum muslimin - saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan perang yang sesungguhnya guna menyelesaikan permasalahan dan mendapatkan kekuasaan baru serta mengakhiri mimpi jutaan para pengungsi untuk kembali ke negeri mereka, yaitu dengan memberikan warga - yang tidak memiliki hak - untuk menempati dan tinggal di daerah jajahan, mereka menghalalkan segala cara dalam menumpahkan darah, melecehkan kehormatan dan merampas harta setelah terlebih dahulu menguasai tanah dan Al-Quds.


Sebenarnya permasalahan Palestina bukanlah milik perseorangan dan bukan pula milik satu lembaga dan kelompok, dan bukan milik satu pemerintahan – walaupun ada yang mengklaim demikian - sehingga berhak mengabaikan hak-hak warga yang disyariatkan bagi bangsa dan rakyat Palestina.


Namun sesungguhnya permasalahan Palestina merupakan permasalahan umat. Bangsa Arab dan umat Islam di seluruh dunia, jika sebagiannya diabaikan oleh karena semangat yang lemah, pengecut dan putus asa menyebabkan terkungkungnya jiwa-jiwa dari waktu ke waktu yang pada akhirnya mengalami kekalahan, karena umat cepat atau lambat akan melakukan perlawanan (intifadhoh), rakyat Palestina akan segera bangkit guna menggagalkan proyek-proyek perdamaian dan persamaan hak yang dilakukan oleh para pemimpin masing-masing, seperti yang terjadi sebelumnya terhadap proyek jual beli bangsa Palestina oleh musuh Zionis, sehingga rakyat Palestina hanya seperti ular di tengah berjuta manusia dari umat Islam, permasalahan yang tidak akan pernah surut; sehingga rakyat Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka yang sah, mendapatkan kembali bumi mereka yang telah dirampas, mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan bumi yang disucikan umat Islam dan umat Kristen dari tangan-tangan kotor dan dzalim.


Bagi mereka yang memiliki mata jernih dan akal yang cerdas akan mengetahui bahwa muktamar “Anapolis” yang akan datang – yang belum ditentukan waktunya, tidak memiliki agenda dan program-programnya yang jelas, bahkan tidak ada arahan yang jelas pada undangan tersebut – tidak akan menghasilkan apa-apa untuk kemaslahatan rakyat Palestina, dan tidak mampu mewujudkan cita-cita mereka, namun bisa jadi rakyat Palestina akan terus menghadapi sendiri koalisi strategi dan kuat antara Zionis dan pemerintah Amerika yang selalu merestui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Zionis, dari sini akan ada nantinya tekanan yang kuat terhadap rakyat Palestina untuk menyampaikan proposal menuntut untuk mendapatkan kembali hak bumi Al-Quds dan bumi Palestina, tanpa menghasilkan apapun, kenapa harus menghadiri? Untuk kemaslahatan apa keikutsertaan muktamar?!!


Seruan untuk mengadakan muktamar lahir atas keinginan Amerika untuk kembali menata lokasi dan melakukan perang baru yang berkepanjangan, perang terhadap Islam dan Arab yang menghalangi dan membangkang strategi baru di bumi Palestina, Lebanon dan Iraq, perang tersebut hanya untuk kepentingan Zionis. Padahal mereka bersikeras menjaga stabilitas dan meningkatkan strategi, menentang setiap seruan dari para pemerintah Arab, sekutu Amerika dan Negara-negara yang berada di lokasi. Jadi kenapa harus selalu mengekor pada konsep Zionis Amerika, padahal hal tersebut dapat melemahkan diri kita dan memberikan peluang besar terhadap kepentingan musuh?!!


Bahwa yang diinginkan warga Palestina dan Arab saat ini adalah persatuan Palestina, persatuan Arab, dialog yang sungguh-sungguh dan ikhlas; untuk melakukan strategi baru menuntaskan hak-hak Palestina yang sah, setelah mengalami kegagalan usaha perdamaian, dan menemui jalan buntu, meghilangkan keraguan dan merealisasikan cita-cita dengan cara adil dan seimbang.
Arab dan umat Islam memiliki banyak bukti sehingga dengannya mereka mampu menekan untuk; pertama, menghentikan arah penguasaan, kedua, penelaahan kembali agenda tahun-tahun sebelumnya sehingga mencapai gambaran real untuk mendukung perlawanan rakyat Palestina, persatuan Negara dalam menghadapi serangan Zionis dan menghadapi blockade Amerika yang buta terhadap musuh Zionis.


Gambaran yang jelas saat ini, munculnya suara-suara yang menginginkan penyelesaian dari berbagai sisi – sampai mereka yang baru memulai perdamaian - memperingatkan dari terperosok pada musyarakah (partisipasi) pada muktamar “Anapolis”, dan menyeru untuk tidak pergi kesana. Sementara itu, Zionis mengumumkan bahwa agenda muktamar adalah keamanan dan menjaga stabilitas yang akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan rakyat Palestina dari yang lainnya. Padahal tidak ada perundingan yang sunguh-sungguh sehingga menjadi solusi akhir, tidak ada agenda perundingan yang jelas yang dapat direalisasikan, dan tidak ada proposal yang hakiki yang sempurna yang akan diajukan untuk kemaslahatan rakyat Palestina, sementara Amerika mengumumkan dukungan mereka pada syarat-syarat Zionis, bahwa mereka tidak akan menerima usulan lain kecuali kehadiran pada muktamar, dan akan meninggalkan rakyat Palestina menghadapi terkaman serigala Zionis tanpa dukungan sedikitpun dari Arab atau Islam, dan tanpa dukungan pemerintah. Dan dalam hal pembagian bumi Palestina yang di dalamnya menyebabkan seorang tentara Amerika Dayton yang masih menumpahkan minyak di tengah api; agar terus terjadi pemisahan warga Palestina. Apakah kita akan berdiam diri dan menutup mata sementara mata kita bisa dibuka?! Apakah kita akan menyerah di hadapan musuh-musuh kita, akankah kita akan terus tertidur sehingga menambah lebarnya luka, menghancurkan cita-cita persatuan dan dialog rakyat Palestina untuk mengembalikan persatuan negeri Palestina?!!


Kita akan terus mengulang seruan ini, kepada warga Palestina yang ikhlas, warga Arab dan umat Islam, bangsa dan para pemimpinnya, dan kepada seluruh lembaga-lembaga umat, kekuatan yang masih berdenyut dalam urat nadi kehidupan, meninggikan suara guna memberikan peringatan dari mengikuti acara muktamar yang tidak jelas, menyeru untuk mengajak rakyat Palestina dan warga Arab, agar tidak mau tunduk terhadap undang-undang apapun, membatalkan segala perjanjian yang disodorkan yang mengenyampingkan dan merendahkan hak-hak warga Palestina yang berhak untuk kembali ke negeri mereka, kemerdekaan Quds dan masjid Al-Aqsho, mengembalikan bumi Palestina dan menghentikan secara bersama-sama agenda dan rencana yang disampaikan untuk bersepakat dengan musuh Zionis atas bangsa Palestina dan hak-haknya yang sah.


Kita berjanji kepada Allah untuk menaungi dan menepati janji demi kemaslahatan warga Palestina, permasalahan Arab dan Palestina. Berkorban dengan harta dan jiwa guna mengembalikan hak-hak kita yang telah dirampas, bekerja demi persatuan dan kesatuan shaf bangsa Palestina; melalui dialog yang jernih, berjihad agar umat mampu bangkit melalui kewajiban syar’inya, baik para pejabat dan rakyat; memberikan seluruh hak warga Palestina yang sah dan menghentikan segala penghalang terhadap usaha kesepatakan bersama musuh.


Qadhiyah Palestina akan terus hidup dalam jiwa kita dan tidak akan mati, dan hak warga Palestina akan kembali walau dengan pengorbanan anak-anak Palestina yang tidak berdosa, dan kelak akan mendapatkan kemerdekaan walau dengan darah para syuhada yang teguh berjihad, adapun setiap makar yang ditujukan pada Palestina niscaya akan hancur sehancur-hancurnya.
Dari Abi Umamah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan muncul sekelompok dari umatku yang tegas, tegas terhadap musuh mereka dan tidak gentar terhadap orang yang berbeda dengan mereka kecuali ada musibah yang menimpa mereka sehingga datang keputusan Allah sementara mereka masih dalam kondisi demikian”. Mereka berkata: Wahai Rasulullah SAW, di manakah mereka berada?! Beliau bersabda : “Di Baitul Maqdis, dan di tengah Baitul Maqdis”.
Shalawat dan salam atas pemimpin kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, dan al-hamdulillahirabbil ‘alamin.

No comments: