Wednesday, April 16, 2008

The Moslem Entrepreneur


  • Judul Buku: The Moslem Entrepreneur
  • Pengarang: Asyraf Muhammad Dawabah
  • Penerbit: Zikrul Hakim
  • Jumlah halaman:
  • Penulis Resensi:

Dalam Islam berbisnis tak cuma urusan mencari uang atau menumpuk kekayaan. Bisnis bisa pula menjadi sarana ibadah. Wasilah yang dapat mengantarkan kita ke pintu surga.

Mungkin ada yang menganggap hal tersebut berlebihan. Namun sejarah mencatat Abdurrahman bin Auf, saudagar super kaya pada zaman nabi, masuk surga karena kekayaan dan kedermawanannya. “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Kulihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan perlahan-lahan merangkak.” Demikian petikan hadits yang diriwayatkan Ummul Mukminin Aisyah.

Sejarah memang mencatat dengan baik reputasi Abdurrahman bin Auf sebagai pebisnis tulen. Contohnya, ketika Abdurrahman bin Auf baru tiba hijrah di Madinah dari Makkah. Beliau langsung memulai aktivitas bisnisnya dengan menemui saudaranya Sa’ad bin Rabi’ seorang pengusaha terkemuka Madinah.

Pertemuan dua saudagar tersebut bahkan terekam dalam sebuah hadits nabi. Dari Anas ra, telah berkata:... “dan berkatalah Sa’ad kepada Abdurrahman: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silahkan pilih separuh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperistrinya.” Jawab Abdurrahman bin Auf: “Semoga Allah memberkati anda, isteri dan harta anda! Tapi tunjukkan letaknya pasar agar aku dapat berbisnis... "

Dikisahkan saudara pengusahanya itu pun menunjukkan pasar Madinah yang ketika itu didominasi pedagang Yahudi. Salah satu rekomendasi jitu Abdurrahman, setelah beliau mensurvei kondisi pasar tersebut, adalah “Pisahkan pasar Yahudi dengan pasar Kaum Muslimin”. Rekomendasinya kepada Rasulullah tersebut diterima dan ditaati oleh komunitas muslim Madinah.

Apa yang terjadi kemudian? Diceritakan bahwa hanya dalam hitungan hari, pasar Yahudi menjadi sepi dan akhirnya tutup akibat dijauhi konsumennya yang berpindah ke pasar Islam yang dikelola Abdurrahman bin Auf bersama sahabat bisnisnya dari kalangan Muhajirin dan Anshor.

Ketika Abdurrahman bin Auf, ditanya kisah sukses bisnisnya, beliau mengatakan bahwa kunci keberhasilannya adalah kejujuran. "Jika barang itu rusak katakanlah rusak, jangan engkau sembunyikan. Jika barang itu murah, jangan engkau katakan mahal. Jika barang ini jelek katakanlah jelek, jangan engkau katakan bagus." Hanya dengan kejujuran (as-sidqu wa al-amien) pasar Yahudi yang telah mendominasi Madinah terkalahkan. Ihwal kejujuran dalam berbisnis Rasulullah bersabda: "Pengusaha yang jujur lagi amanah akan bersama para Nabi, orang-orang yang Syahid dan orang-orang Soleh." (HR. Tirmidzi).

Alhasil, menguasai pasar, memperluas jaringan usaha dan mendapat profit sangat tinggi dan omset milyaran atau triliunan tidak cukup dijadikan label kesuksesan seorang pebisnis. Di dunia "Entrepreneur Muslim" standard kesuksesan tidak bisa dilepaskan dari nilai, norma dan aturan-aturan syariah, atau hukum yang telah ditetapkan Allah.

Menghindari manipulasi produk, tidak memonopoli pasar hingga merugikan usahawan kecil, dan tidak menghalalkan segala cara untuk menguasai konsumen sehingga menzalimi rekan-rekan bisnis merupakan karakter yang wajib dimiliki pengusaha Muslim.

Buku yang ditulis Asyraf Muhammad Dawabah ini memuat "etika bisnis Islami" dan pandangan Islam terhadap akuntabilitas seorang pebisnis, dengan memaparkan langkah-langkah kesuksesan para pengusaha Muslim masa Khilafah Islamiyah. Termasuk sistem transaksi bisnis yang mereka lakukan, demi mewujudkan suatu perekonomian yang sehat, bersih, adil dan merata.

Buku ini bukan untuk dibandingkan dengan buku "panduan berbisnis" karya penulis Barat seperti Dale Carnegie, Ziz Ziglar, Stephen R. Covey, Robert T. Kiyosaki, Rich Devos, Denis Waitley, Jack M. Zufelt atau Peter Drucker dan lainnya. Atau, kisah sukses berbisnis kapitalis a la Henry Ford, Bill Gates, Rich Devos atau Sam Walton. Kendati tidak "gegap gempita", buku kecil ini pantas dijadikan "entrepreneur spirit" bagi pebisnis Muslim yang bercita-cita menggapai kesuksesan di dunia dan di akhirat.

No comments: