Thursday, January 3, 2008

Hong Kong, Bersaing untuk Hub Keuangan Syariah

Siapa sangka Hongkong memiliki ambisi menjadi hub keuangan syariah? Provinsi otonom Cina tersebut ternyata hingga kini terus berupaya memperkuat bisnis keuangan syariahnya. Sebabnya, Hong Kong tidak ingin tertinggal dengan beberapa negara lain yang tengah berupaya meraup untung melalui bisnis keuangan syariah. Karena itu, bekas koloni jajahan Inggris tersebut berambisi menjadi salah satu hub keuangan syariah dunia. Hal itu sempat diungkapkan pemimpin Hong Kong, Donald Tsang, Oktober lalu. Orang nomor satu di Hong Kong tersebut menyatakan ingin menjadikan Hongkong sebagai pusat perbankan syariah.

Komisioner Perdagangan Konsulat Malaysia di Hong Kong, Mohammad Aminuddin Sham, mengatakan, minat pengembangan bisnis keuangan syariah di Hongkong hingga kini terus meningkat. Bahkan, sejumlah perusahaan Hongkong saat ini tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan mitra usaha Malaysia untuk dapat memberikan layanan keuangan syariah di negara tersebut. "Saya sudah bicara dengan beberapa perusahaan Hongkong yang tertarik pada pembiayaan syariah. Saat ini, kita punya empat bank Malaysia yang beroperasi di Hong Kong," katanya dalam World SME Expo yang diselenggarakan oleh Hongkong Trade Development Corp sebagaimana dilansir situs berita www.btimes.com.my, pertengahan Desember tahun lalu.

Ketertarikan Hong Kong ternyata tidak hanya pada pengembangan pasar uang saja. Hong Kong juga tertarik mengembangkan pasar modal syariah. Hal itu ditunjukkan dengan langkah penerbitan instrumen investasi syariah yang diterbitkan oleh Hang Seng Bank pada 22 November lalu. Bank tersebut menerbitkan Islamic Fund Hong Kong pertama sebagai bagian dari upaya Hong Kong bersaing dengan Singapura dan Malaysia menjadi hub investasi syariah. Produk tersebut bernama Hang Seng Islamic China Index Fund. "Kami ingin bersaing dengan Singapura dan Malaysia menjadi hub investasi Muslim," kata General Manager (GM) Personal Financial Services and Wealth Management Hang Seng Bank, William Leung sebagaimana dilansir situs berita www.thomson, Jumat, (23/11).

Menurut Leung, dana investasi retail tersebut mendapatkan otorisasi dari otoritas pasar Hong Kong. Hal itu untuk mendukung rencana otoritas pemerintah setempat mendorong pengembangan berbagai produk yang sejalan dengan prinsip syariah. Rencananya, dana investasi dijaring instrumen investasi akan diinvestasikan pada pasar saham Cina, Dow Jones Islamic Market China dan pasar Hong Kong, Hong Kong Titans Index. ‘’Instrumen investasi ini akan membantu investor menjaring potensi return investasi kompetitif yang dihasilkan di pasar syariah,’’ katanya yang menyebutkan Hang Seng Bank merupakan anak perusahaan dari salah satu raksasa bank global HSBC.

Mengenai keuangan syariah, menurut Leung, sektor tersebut merupakan salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global. Aset keuangan syariah global diestimasi mencapai sekitar satu triliun dolar AS dan diprediksi tumbuh 15 persen per tahun. "Keuangan syariah merupakan salah satu sektor dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia,"katanya.

Perbesar akses syariah
Upaya Hong Kong untuk menjadi hub keuangan syariah juga dilakukan dalam beberapa cara lain. Salah satunya adalah dengan meningkatkan porsi saham di bank asing. Tujuannya untuk meningkatkan akses Hongkong terhadap bisnis keuangan syariah. Akhir April lalu, bank publik terbesar ketiga Hong Kong, Bank of East Asia, menyatakan akan menaikkan porsi sahamnya di Bank Affin Holding Malaysia menjadi 25 persen. Demikian ungkap siaran pers Bank of East Asia sebagaimana dilansir situs berita International Herald Tribune, www.iht.com, Rabu, (25/4).

Siaran pers menyebutkan, Bank of East Asia akan menghabiskan dana sekitar 1,86 miliar dolar Hong Kong atau setara dengan 238 juta dolar AS. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli saham baru dan yang sudah ada di Affin untuk meningkatkan kepemilikannya dari sekitar empat persen menjadi 25 persen.

Menurut Managing Director (MD) Affin, Lodin Wok Kamaruddin, Affin mendapatkan izin perbankan syariah dari otoritas Malaysia tahun lalu. Bank tersebut mulai mendirikan unit perbankan syariah dengan modal awal mencapai 160 juta ringgit atau setara dengan 47 juta dolar AS. "Affin merupakans alahs atu grup keuangan terbesar Malaysia dan memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar terutama di sisi perbankan retail, perbankan syariah, dan bisnis wealth management," katanya. aru

No comments: